Senin, 25 Mei 2015

kependudukan dan demografi

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

KEPENDUDUKAN DI INDONESIA


Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan menempati urutan keempat dalam daftar negara dengan penduduk terbesar di dunia. Tingginya populasi penduduk iniberjalan seiring dengan berbagai persoalan kependudukan. Selain itu, keberagaman suku, ras, agama, danadatistiadatjuga menjadi kendaladalammenyelesaikanberbagaipersoalan yang terjadi.
Berbagai upaya telah dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi persoalan kependudukan ini. Namun, pada kenyataannya upaya-upaya itu masih belum dapat terlaksana secara maksimal. Pemerintah menghadapi banyak kendala untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program. Antara lain sebagai berikut :

Kendala Kuantitatif
Beberapa kendalakuantitaif yang berkaitan dengan masalah kependudukan di Indonesia meliputi:
  1. Paham “BanyakAnakBanyakRezeki”
Masyarakat tradisional pada umumnya meyakini sebuah paham “banyak anak banyak rezeki”. Dalam kerangka berpikir mereka muncul keyakinan bahwa anak banyak akan membawa rezeki yang banyak pula bagi orang tuanya. Setelah anak-anak mereka tumbuh dewasa dan bisa bekerja, diharapkan dapat mencukupi kebutuhan mereka sendiri dan memberikan tambahan penghasilan bagi orang tuanya. Orang tuapada umumnya kurangmemikirkan kebutuhan pendidikan anak. Mereka hanya berpikir sederhana misalnya, sebatas bagaimana cara mengenyangkan perut keluarga dengan makanan seadanya.

Oleh karena itu dapat dikatakan, pada kenyataannya, pendapat itu tidaklah tepat benar. Banyaknya anak, seiring dengan perkembangan zaman,tentu menuntut pemenuhan kebutuhan yang semakin besar pula. Baik untuk mencukupi kebutuhan sandang, pangan, papan maupun kebutuhan pendidikan yang sangat memengaruhi kualitas mereka.

2. Kebijakan Pemerintah
SecaranasionalpertumbuhanpendudukdiIndonesiamasih relatifcepat, walaupunadakecenderunganmenurun.AntaraTahun1961-1971pertumbuhan penduduksebesar2,1% pertahun, Tahun 1971-1980 sebesar1,98%atau sebanyak2,32% pertahun,Tahun1990-2000 sebesar1,6% pertahun.

Ledakan penduduk Indonesia mulai terlihat tahun 80-an. Jika pada 1930 jumlah penduduk Indonesia masih berkisar 60,7 juta jiwa, pada 1985 melonjak hampir tiga kali lipat, yaitu 164 juta jiwa. Pada 2000 telah lebih dari 200 juta jiwa. Sampai dengan 2008 jumlah itu terus meningkat. Pada 2005 mencapai 218.869.000 jiwa dan 2008 mencapai 237.512.355 jiwa. Pada 2010 mencapai 237.641.326 jiwa dan diperkirakan tahun ini mencapai 250 juta jiwa.

2. Penanganan SDM
Pemuda merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan bagi sebuah bangsa. Pemuda juga dapat dikatakan sebagai aset bagi bangsa, sekaligus menjadi modal dan subjek pembangunan. Akantetapi, aset hanya menjadi kata-kata yang tidak bermakna jika tidak ada pemberdayaan.Oleh karena itu, pemberdayaan menjadi kata kunci agar aset ini menjadi semakin berharga. Dalam hal ini, pemberdayaan dapat dilakukan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada pemuda dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Perpindahan Penduduk
Perpindahan penduduk dari daerrah satu ke daerah lain yang  tidak terkendali menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di satu daerah, yang mengakibatkan pertumbuhan  penduduk didaerah itu menjadi sangat padat dan cepat, sehingga didaerah lain penduduk masih relatif sedikit. Hal Inilah yang mengakibatkan persebaran penduduk tidak merata.
Sensus Penduduk (Cacah Jiwa) adalah pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan penyebarluasan data kepeduduka. Penduduk ditentukan oleh :
Angka kelahiran
Angka kematian
Perpindahan Penduduk,yang meliputi :
Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke desa.
Reurbanisasi,yaitu perpindandahan penduduk kembali ke desa.
Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk ke luar negeri.
Imigrasi,yaitu perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri.
Remigrasi, yaitu perpindahan penduduk kembali ke negara asal.
Transmigrasi, yaitu perpidahan penduduk dari satu pulau kepulauan lain dalam satu negara.


DEMOGRAFIS DALAM KEPENDUDUKAN

A. Demografis
1. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.


 permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang besar menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting terkait dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya. Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama demi keseimbangan alam. 
Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.

2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di Indonesia. Dari situlah muncul program KB dan kini ditangani oleh BKKBN
3. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.
Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:
  1. Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
  2. Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
  3. Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar
  4. Sumber air
  5. Perhubangan atau transportasi
  6. Fasilitas dan juga pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.
       
    4. Pendidikan Yang Rendah
    Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikan bangsa Indonesia masih pada angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia.
     
    Akan tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi.
    Namun kembali pada kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi namun tetap saja menjadi penggangguran. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain. Seperti yang telihat pada grafik di bawah ini, pengangguran yang di maksud di sini merupakan pengangguran yang terjadi karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa tingkat pengangguran tertinggi berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan bahwa pendidikan setara SMA belum cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. Lulusan ini masih menjadi pertanda bahwa tingkatan produktivitas tidak bertambah jika pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya peningkatan pendidikan serta pendidikan non formal tentunya akan membantu agar pengangguran tidak menumpuk pada lulusan SMA.
      
 DAMPAK DARI MASALAH KEPUNDUKAN DI INDONESIA 

1. kemacetan dimana-mana
  Makin banyaknya penduduk makin berkembang pula alat transportasi yang diperlukan. Jadi makin  banyak penduduk makin banyak pula kemacetan dimana-mana karena makin banyak orang yang mempunyai alat transportasi

2.  Migrasi Internasional
  1. Dampak positif imigrasi: Bertambahnya jumlah tenaga ahli yang berasal dari para imigran asing. Masuknya modal asing sehingga dapat mempercepat proses pembangunan karena para imigran tersebut menanamkan modalnya di berbagai bidang. Tercapainya alih teknologi dari tenaga asing kepada tenaga kerja Indonesia.
  2. Dampak positif emigrasi:Meningkatkan pendapatan orang-orang Indonesia yang bekerja di luar negeri. Mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap tenaga-tenaga ahli dari luar negeri. Memperkenalkan Indonesia kepada dunia melalui tenaga kerja, mahasiswa, dan sebagainya yang berada di luar negeri.
Dampak negativ:
  1. Dampak negatif imigrasi: Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Masuknya para imigran yang bertujuan tidak baik. Munculnya kecemburuan sosial antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja dalam negeri.
  2. Dampak negatif emigrasi:Tidak terpenuhinya jumlah tenaga ahli Indonesia. Buruknya citra Indonesia akibat ulah emigran yang tidak baik.
 
3. Migrasi Nasional
  1. Dampak positif transmigrasi: Termanfaatkannya lahan-lahan pertanian yang disebabkan oleh datangnya transmigran ke daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja. Meningkatkan taraf hidup para transmigran. Berkurangnya pengangguran, terutama bagi mereka yang ditransmigrasikan. Meningkatnya produksi.
  2. Dampak positif urbanisasi:Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja di kota. Meluasnya kesempatan membuka usaha-usaha baru. Meningkatkan tingkat kesejahteraan penduduk desa yang berurbanisasi ke kota.
  3. Dampak positif ruralisasi:Apabila penduduk kota yang pindah ke desa merupakan tenaga kerja terdidik, dapat menjadi pendorong pembaharuan di desa. Tenaga terampil yang pindah dari kota ke desa, dapat membantu kekurangan tenaga terampil di desa.
Dampak negativ:
  1. Dampak negatif transmigrasi:Dana yang diperlukan untuk transmigrasi sangat besar. Terjadinya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran. Ketidakseimbangan luas lahan yang tersedia dengan jumlah orang yang ditransmigrasikan.
  2. Dampak negatif urbanisasi:Tenaga terampil di desa berkurang dengan berpindahnya tenaga terampil ke kota. Penduduk yang tinggal di desa kebanyakan orang-orang tua. Timbulnya permukiman-permukiman kumuh akibat sulitnya perumahan. Padatnya lalu lintas di kota sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.
Sekian ulasan dari saya tentang kependudukan di indonesia dan bonus demografinya
untuk lebih lanjutnya baca di artikel kependudukan di
 http://ayya-aja.blogspot.com/2013/07/artikel-masalah-kependudukan-di.html

wassalamualaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar